Jumat, 11 Mei 2012

Memahami Aperture & Depth of Field

Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.

Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.
apertureJadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.
Depth of Field
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
PICT0235_mdUntuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
PICT0236_mdKonsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.

Memahami Pengertian White Balance

Setiap pemilik kamera digital atau handphone kelas menengah yang dilengkapi kamera, paling tidak pernah menemui istilah white balance. Jadi apa itu white balance? Kenapa harus peduli?
Oke mari kita bahas dengan cara yang gampang dan aplikatif.
White balance adalah aspek penting dalam dunia fotografi dan berpengaruh pada hasil akhir foto. Alasan kenapa kita perlu memahami white balance adalah karena kita ingin warna foto kita seakurat mungkin. Jadi, white balance berpengaruh terhadap warna foto.
Agar lebih jelas silahkan lihat contoh foto dibawah ini:

Ketiga foto diatas adalah foto yang identik, bahkan ketiganya berasal hanya dari satu foto. Saya hanya mengubah setting white balance-nya dan hasilnya: ketiganya sangat berbeda warnanya. Foto A tampak sangat kebiruan, foto B terlihat cukup normal dan foto C terlihat kekuning-kuningan.
Perhatikan warna cahaya lampu neon dan lampu bohlam, beda bukan? itu karena masing-masing neon dan bohlam memiliki ”temperatur warna“ yang berbeda. Cahaya yang kekuningan (bohlam) disebut hangat sementara cahaya yang kebiruan (neon) disebut dingin.
Alasan kenapa kamera memerlukan setting white balance adalah karena kita memotret dalam kondisi pencahayaan yang berubah-rubah. Mata telanjang kita adalah alat yang super canggih dan mampu beradaptasi (menyeimbangkan) terhadap perubahan warna cahaya, jadi kertas putih dimanapun akan tampak putih bagi kita. Namun kamera tidaklah secanggih mata, karena itu kertas putih belum tentu terlihat putih bagi kamera dalam warna pencahayaan yang berbeda.
Jadi tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali temperatur sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau, atau dengan kata lain agar kamera merekam warna obyek secara akurat dalam kondisi pencahaayan apapun.
Bagaimana Cara Setting White Balance?
Setiap kamera memiliki cara setting yang berbeda, oleh karena itu anda harus merujuk pada buku manual jika memang sejauh ini belum menemukan caranya. Anda bisa mencari buku manual kamera disini. Kalau anda masih bingung, gunakan mode auto white balance. Kamera mungkin tidak selalu benar namun paling tidak lebih banyak benar.
Preset
Anda juga bisa menggunakan preset jika memang tersedia di kamera anda:
  • Auto – kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)
  • Tungsten – disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
  • Fluorescent – disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon.
  • Daylight – biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari
  • Cloudy – disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung
  • Flash – simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.
  • Shade – biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan – bukan sinar matahri langsung.
Cara Setting White Balance Secara Manual
Beberapa kamera, terutama SLR dan prosumer, menyediakan fasilitas setting white balance manual. Setting manual adalah cara paling akurat jika kita bingung dengan temperatur warna sumber cahaya kita. Ini biasanya terjadi dalam pemotretan dengan sumber pencahayaan yang lebih kompleks (lebih dari satu jenis temperatur warna).

Memahami Konsep ISO


Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya mengeset ISO saya di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar, saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 ( dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av) , kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik. Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi:1/500 detik. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh , kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.

5 Settingan Yang Harus Diperiksa Sebelum Mulai Memotret

Pernah tidak mengalami kejadian seperti ini?

  • Anda pulang dari acara memotret dan baru menyadari bahwa tadi di sepanjang pemotretan anda menggunakan ISO 1200, padahal acaranya dilaksanakan di siang bolong saat ISO 100 saja cukup
  • Anda baru menyadari bahwa anda menggunakan settingan white balance untuk mendung, padahal dari awal acaranya dilakukan diruangan dengan penerangan lampu neon
Kesalahan mendasar seperti ini membuat kita harus bersusah payah melakukan koreksi pada foto, kalau satu dua sih tidak masalah, kalau ratusan foto?. Okelah, mungkin dengan bantuan software kita bisa melakukan koreksi dengan relatif cepat, tapi bukankah lebih enak kalau kesalahan seperti ini bisa dihindari sejak awal.
Ada 5 hal mendasar yang harus selalu kita periksa sebelum jari kita memencet tombol shutter pertama kali. Silahkan:

1. Periksa Settingan White Balance Anda

Settingan White Balance
Gunakan settingan white balance yang sesuai dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di posisi auto. Baca lebih jauh tentang white balance.

2. Hidupkan Highlight Warning Kamera

Highlight Warning
Tips ini ampuh untuk menghindari foto yang overexposure. Highlight warning adalah penanda yang muncul di layar LCD kamera saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed.

3. Periksa Setting ISO

Settingan ISO
Settingan ISO menentukan seberapa peka sensor kamera kita terhadap cahaya, makin tinggi angkanya semakin peka. Kalau tadi malam anda memotret pesta ulang tahun teman anda di restoran, pastinya ISO yang digunakan akan berbeda dengan setting ISO saat akan digunakan untuk memotret acara gerak jalan dikantor.
Baca lebih jauh mengenai ISO disini.

4. Periksa Setting Ukuran dan Format Foto

Ukuran foto
Memotret ribuan foto sekaligus, seperti misalnya saat anda hunting di kebun binatang, tentunya membutuhkan pengaturan ukuran foto yang berbeda dibandingkan memotret keluarga di studio misalnya, apalagi jika kartu memori yang anda miliki kapasitasnya berbeda.
Format foto, apakah harus memilih JPG atau RAW juga wajib dipertimbangkan sebelum sesi foto anda dimulai.

5. Periksa Settingan Mode Ekspposur Kamera

Setting mode eksposure
Dalam kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia beberapa pilihan untuk mode eksposur yang anda pilih: Manual-Aperture Priority-Shutter Priority-Mode Program-dan beberapa preset bawaan kamera. Pastikan anda sudah mengetahui mode mana yang akan anda pilih.

12 Alasan Bagus Untuk Membeli Tripod

Kalau belakangan ini anda sudah menimbang-nimbang untuk membeli tripod namun masih juga ragu, saya kasih 12 alasan bagus kenapa anda sebaiknya segera bergegas membelinya:

  1. Untuk meningkatkan ketajaman foto anda
  2. Kalau anda memiliki lensa tele yang lumayan berat, anda bisa menaruhnya di tripod
  3. Untuk meningkatkan kualitas foto dengan setting ISO kamera yang rendah
  4. Agar anda bisa menyusun komposisi foto anda dengan lebih teliti
  5. Wajib dipakai saat anda memotret HDR atau panorama
  6. Ingin memotret diri sendiri? berarti anda butuh tripod
  7. Ingin memotret bulan? bintang? jejak bintang (star trail)? tripod wajib!
  8. Ingin mencoba melukis dengan cahaya (painting with light)? tripod!
  9. Suka foto makro? tripod sangatlah membantu
  10. Kamera anda dilengkapi video? untuk mengurangi vibrasi gunakan tripod
  11. Punya reflektor atau flash tambahan tapi tidak punya asisten? panggil tripod dan suruh dia memeganginya
  12. Sangat suka foto landscape? air terjun atau ombak menjadi seperti kapas? tripod!

Memahami Mode Metering Kamera DSLR

Matrix atau Evaluative Metering

Nikon menyebutnya sebagai mode matrix, sedangkan Canon menyebutnya sebagai mode evaluative. Cara kerjanya adalah kamera membagi seluruh obyek foto yang ada dalam viewfinder menjadi beberapa zona atau wilayah, kemudian masing-masing zona tadi diukur gelap terangnya. Kamera juga menekankan zona dimana anda meletakkan titik fokus sebagai zona yang penting, sehingga nilai gelap terang disini dianggap sebagai prioritas. Setelah semua informasi tadi terkumpul, kamera akan mencoba menentukan nilai eksposur yang pas.

matrix-metering-kamera-dlsr
Selain itu, kamera DSLR juga membandingkan informasi gelap-terang diatas dengan data contoh pemotretan dalam bermacam situasi yang sudah dimasukkan ke dalam memory kamera oleh produsen untuk mementukan nilai eksposur yang menurutnya paling tepat. Mode matrix/evaluative biasanya digunakan pada hampir semua situasi pemotretan normal, paling akurat dalam kondisi sehari-hari dan paling sering digunakan. Jadi, sebelum anda menemukan situasi pemotretan yang kompleks dan sulit, pakailah mode ini.

Center Weighted Metering

Menggunakan keseluruhan area frame untuk menentukan nilai eksposur tidak selalu menghasilkan foto yang diinginkan. Bagaimana jika ingin memotret wajah dengan matahari ada dibelakangnya? Jika anda menggunakan mode matrix, kemungkinan besar wajah akan terlihat sangat gelap.
center-weighted-metering-kamera-dlsr
Inilah saatnya anda menggunakan mode center weighted. Mode ini mengukur refleksi cahaya disekitar titik tengah frame dan mengabaikan daerah disekitar sudut-sudut frame. Dengan begitu kamera hanya akan mengukur nilai eksposur di wajah (titik tengah viewfinder) dan mengabaikan nilai di area lain (sinar matahari yang jauh lebih terang). Dibandingkan dengan mode matrix, mode center weighted tidak melihat dimana kita meletakkan titik fokus, dia hanya melihat area disekitar titik tengah viewfinder.

Spot /Partial Metering

Spot metering hanya akan mengukur cahaya disekitar titik fokus dan mengabaikan cahaya didaerah lainnya, tepatnya hanya sekitar 3% dari keseluruhan obyek foto yang diukur. Sementara partial metering mengukur area yang sedikit lebih besar, sekitar 10% dari keseluruhan foto dan juga mengabaikan area lainnya.Kedua mode ini sama prinsip kerjanya. Mereka mengevaluasi satu zone tunggal dan menghitung eksposur murni berdasarkan hasil evaluasi tadi, sementara zone lainnya sama sekali tidak dihitung.
spot-metering-kamera-dlsr
Contoh penggunaannya adalah saat anda memotret seorang teman yang membelakangi matahari yang bersinar terang, namun teman tersebut hanya merupakan bagian kecil dari keseluruhan foto sementara kita ingin memastikan dia terukur eksposure-nya dengan baik (tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu terang). Jika anda menggunakan matrix atau center weighted metering, kemungkinan besar teman kita hanya akan terlihat sebagai siluet, karena kamera justru mengukur cahaya matahari yang mendominasi foto.
Satu contoh lagi penggunaan spot metering adalah saat kita memotret burung. Karena burung (kecuali anda memotretnya secara close-up), mengisi sebagian kecil frame maka gunakan spot metering untuk memastikan burung sebagai obyek utama tereksposure secara tepat.

Bagaimana Mengganti Mode Metering?

Tergantung pada jenis dan merk kamera, cara penggantian mode metering cukup bervariasi. Untuk kamera SLR Digital kelas pro dan semi-pro, biasanya dilengkapi tombol terdedikasi untuk mengganti mode metering. Sementara kamera DSLR kelas pemula biasanya didalam sub-menu. Kalau anda tidak yakin, pastikan anda membaca kembali buku manual bagi kamera anda.

Kamis, 10 Mei 2012

foto- foto narsis



Template by : kendhin x-template.blogspot.com